Konflik
adalah pertentangan antar anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh. Sudah
sejak lama konflik banyak terjadi di Indonesia dan korbannya pun sudah tidak
dapat dihitung lagi, mulai dari korban jiwa, harta, dan banyak lagi yang tidak
dapat disebutkan. Terjadinya banyak konflik menunjukkan jika masyarakat semakin
tidak saling menghormati serta tidak terwujudnya HAM yang baik di Indonesia.
Pertentangan
antara warga asli Lampung dengan warga Bali di Lampung merupakan salah satu
contoh konflik yang baru saja terjadi. Konflik ini terjadi karena
kesalahpahaman antara dua kubu tersebut. Akibat dari konflik itu, banyak korban
yang berjatuhan, rumah-rumah yang hancur, serta perpecahan dalam masyarakat.
Faktor lain terjadinya konflik adalah primordialisme, yaitu menganggap
kelompoknya lebih tinggi dari kelompok lain. Primordialisme ini sangat
berpengaruh apabila terjadi di Indonesia, karena mengingat Indonesia adalah
bangsa yang terdiri dari berbagai macam suku. Selanjutnya adalah adanya
kesenjangan ekonomi, missal kasus Sampit. Masyarakat asli tidak menerima adanya
perbedaan ekonomi dengan masyarakat pendatang sehingga memunculkan konflik yang
tidak berujung.
Selain dua
faktor di atas, adanya kesalahpahaman juga mempengaruhi terjadinya konflik,
adanya perbedaan keyakinan (agama) juga bisa menyebabkan konflik antar
masyarakat, serta adanya masalah politik seperti pada kerusuhan Mei tahun 1998.
Konflik
sering terjadi di Indonesia, seperti konflik antar etnis Lampung vs
Bali, masyarakat vs anggota TNI/Polri, konflik karena agama di Poso, dan yang
terbaru ialah konflik antar masyarakat dengan Polri di daerah Sumatra Utara.
Pelanggaran HAM sudah pasti banyak saat terjadi konflik. Seperti pelanggaran
hak hidup dan hak berpendapat.
Tidak jarang
para pelanggar HAM adalah mereka yang seharusnya ikut menjaga keutuhan hidup
bermasyarakat, yaitu para anggota TNI/Polri yang dengan gampang bisa
menembakkan peluru mereka ke arah orang-orang yang berkonflik dengan
sembarangan. Kasus hukum bagi pelanggar HAM saat konflik masih terbelit-belit, bahkan
ada yang belum diketahui identitas pelakunya sampai saat ini seperti pada kasus
kerusuhan Mei ’98 tentang penembakan mahasiswa oleh anggota Polri.
Dalam hal
ini pemerintah tentu bertanggungjawab atas terjadinya konflik, apalagi jika sudah
yang menyangkut pelanggaran HAM. Karena setiap manusia memilik hak
masing-masing dan apabila ada yang menghalangi untuk mecapai hak tersebut maka
pemerintah harus bertindak. Namun seluruh masyarakat juga memiliki
tanggungjawab yang sama agar konflik tidak terjadi lagi di Indonesia, karena
dengan begitu makan pelanggaran HAM juga akan semakin sedikit.
Cara
mencegah terjadinya konflik, antara lain dengan saling menghormati antar
masyarakat, apabila hal ini terwujud maka setiap orang akan memiliki perasaan yang
sama, bahagia karena dihormati sehingga memunculkan rasa menghormati oranglain.
Selanjutnya dengan menjaga kerukunan masyarakat, walaupun mungkin hal ini sulit
mengingat masyarakat Indonesia terdiri dari ratusan suku yang memiliki ciri
watak berbeda-beda namun akan menjadi mudah apabila sudah terbentuk suatu sikap
untuk saling menjaga dan mempertahankan kerukunan baik antar umat beragama,
antar etnis, serta antar suku bangsa yang kuat dari dalam diri masyarakat.
Serta dengan
berpikir sebelum bertindak, ini penting karena pasti ada akibat dari sebab.
Setiap apa yang kita lakukan pasti menimbulkan suatu akibat, apalagi akibat
dari konflik yang negatif, yaitu korban berjatuhan, hilangnya harta, maka harus
selalu memikirkan matang-matang setiap rencana.
sumber : http://seratalphacasa.wordpress.com/2013/05/14/mencegah-konflik-antar-suku/
No comments:
Post a Comment